Finally, it is time for me to share about Pantai Ngobaran di Gunung Kidul, Wonosari. Setelah tertunda beberapa lama karena satu dan lain hal, saya senang karena akhirnya bisa menulis tentang pantai indah nan eksotik ini. Sebelum pergi ke Jogja bulan November 2013 lalu, saya sudah sering dengar tentang pantai-pantai cantik di Gunung Kidul yang sebagian besar masih perawan. Plop! Kata-kata “Pantai Perawan” really lights up the bulb in my head. Yeah, saya memang pecinta pantai, apalagi pantai bersih cantik yang masih aman dari terjangan badai pariwisata 

Kunjungan ke Jogja ini sebetulnya mendadak, karena Brown ada tugas dari kantornya. Saya menyusul pada hari Sabtu, dengan pesawat siang. Sebelum berangkat, karena sudah berencana untuk pergi ke Wonosari, saya sudah kontak dengan Pak Wahmad, pemilik usaha penyewaan mobil di Jogja. Saya menyewa Avanza plus BBM dan sopir seharga Rp 475.000 sehari, untuk berkeliling pantai-pantai Gunung Kidul. Setelah semua persiapan beres, berangkatlah saya ke Jogja!
Perjalanan ke Gunung Kidul dimulai pada hari Senin, supaya tidak terlalu ramai. Tadinya saya ingin pergi ke lima pantai, termasuk Pantai Siung yang memang sudah sangat membuat penasaran. Sayangnya, Brown harus mengurus pekerjaan kantornya terlebih dahulu, dan kita tidak bisa jalan lebih pagi. Akhirnya saya jalan-jalan ke Candi Prambanan dulu dan baru jam 9:30 pagi memulai perjalanan ke Gunung Kidul.
Jogja di bulan November 2013 sedang terpanggang matahari, walaupun masih ada rintik-rintik hujan yang kadang membasuh sore di kota pelajar tersebut. Untungnya kita memakai mobil sewaan. Nggak kebayang deh kalo harus sambung menyambung naik kendaraan umum. Lagipula, saya dengar, pantai-pantai Gunung Kidul tidak bisa diakses dengan kendaraan umum. Satu-satunya cara ya menyewa mobil atau bawa kendaraan sendiri.
Perjalanan dari Kota Jogja ke Gunung Kidul memakan waktu kurang lebih 2 jam. Track yang kami lalui selepas dari kota adalah area rural yang cukup tandus, walaupun masih diselingi kebun-kebun jati muda yang sedang meranggas. Sepanjang jalan yang berkelok-kelok menanjak, kami disuguhi pemandangan istimewa berupa bukit-bukit karang yang ditumbuhi perdu dan ilalang.
Menurut cerita Pak Susan, sopir kami, wilayah ini tadinya berada di dalam laut. Suatu saat, entah bagaimana caranya, permukaan laut turun dan daratan naik, sehingga jadilah area yang disebut Gunung Kidul ini. Benar atau tidaknya, kami tidak tahu. Tapi memang batu-batu disini semuanya merupakan batu karang, yang lazimnya ditemukan di dasar-dasar laut. Yang jelas, pemandangan di sepanjang track Jogja – Gunung Kidul ini membuat Brown terkagum-kagum. Batu-batu karang yang menggunung dan pepohonan jati memang memberikan pemandangan yang menakjubkan. Namun, perjalanan berkelok-kelok yang tiada habisnya, plus Pak Susan menyetir mobil dengan kecepatan cukup tinggi, membuat saya dan Brown agak pusing. Karena mabuk, kami hanya sedikit berbicara dan lebih banyak menatap keluar kaca mobil, berharap melihat tanda-tanda pantai di kejauhan.
Setelah menempuh perjalanan dua jam yang memabukkan, sampailah kami di Ngobaran. Semua kelelahan dan rasa mabuk seolah terbayarkan! Pemandangan yang terhampar sungguh menakjubkan. Di bawah sana terlihatlah pantai berair biru turkis, jernih dengan batu-batu karang eksotis yang menghiasinya. Sinar matahari kemilau bermain di permukaan ombak, langit biru jernih menjadi latar di kejauhan. Subhanallah, ternyata ada pantai seindah ini, berada dalam jangkauan. Diam-diam saya sangat bersyukur terlahir menjadi orang Indonesia
dan segera jatuh cinta dengan pantai elok ini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar